Keraguan dalam Doa Bawa Wanita Kanada Peluk Islam

Keraguan dalam Doa Bawa Wanita Kanada Peluk Islam

Keraguan dalam Doa Bawa Wanita Kanada Peluk Islam

Valerie adalah seorang wanita Kanada yang merasa ragu dan bingung dengan agamanya.

Dibesarkan dari keluarga non-Muslim yang tidak terlalu taat, Valerie dibiarkan sendiri mencari Tuhan. Kedua orangtua Valerie jarang pergi ke tempat ibadah, sementara dirinya dikirim ke sekolah khusus untuk belajar agama.

Namun pelajaran agama yang diterimanya semakin membuat Valerie ragu dan menjauh dari keyakinannya.

Di masa-masa remajanya, Valerie mempertanyakan (dalam hati) kepada siapa dia harus berdoa. Selama ini dia merasa tidak diajarkan untuk berdoa langsung kepada Tuhan, tapi melalui perantara.

Satu malam, Valerie bertekad untuk hanya berdoa langsung kepada Tuhan, Yang Maha Pencipta segalanya di dunia. Dia berdoa kepada Tuhan agar dibimbing ke agama yang memiliki aturan jelas tentang cara menjalani hidup.

Beberapa tahun kemudian saat kuliah, Valerie bertemu dengan seorang pria dari Mesir. Pria itu memberitahu bahwa ia seorang Muslim. Karena tertarik belajar Islam, Valerie membeli sebuah buku.

Dari buku yang dibelinya itulah, Valerie menyadari bahwa Islam adalah jawaban dari semua keraguan dan kebingungan yang selama ini menggelayuti hatinya.

Islam telah memberikan jawaban bahwa hanya Allah SWT yang pantas untuk disembah dan diminta pertolongan. Valerie merasa telah menemukan agama yang pernah diminta saat dia berdoa.

Tak menunggu lama, Valerie memutuskan menjadi mualaf pada 1986. Valerie merasa menjadi orang baru. Dia juga menikah dengan pria Mesir tersebut.

Dengan dorongan suaminya itu, Valerie terus memperdalam agama Islam. Valerie sering diajak suaminya ke masjid untuk ikut pengajian.

Valerie sepenuhnya puas dengan agama barunya itu. Tapi orangtua dan saudara kandung Valerie sangat sulit menerima perubahan dalam cara hidupnya.

Mereka tidak bisa menerima alasan Valerie memeluk Islam dan butuh bertahun-tahun bagi mereka untuk akhirnya menerima Valerie.

Sebelum menjadi Muslim, Valerie tidak pernah mendapat masalah yang berkaitan dengan rasialisme. Namun setelah Valerie menjadi Muslimah, perlakuan rasis sering dialamatkan kepadanya.

Valerie yang mengenakan hijab setelah menjadi Muslimah, pernah dimaki dan diludahi seorang ibu saat berjalan ke sebuah pusat perbelanjaan. Ia juga pernah diolok-olok saat menyetir mobil oleh pengendara lainnya.

Namun sebagai perempuan yang lahir dan besar di Kanada, Valerie tidak peduli dengan semuanya. Dia hanya merasa kasihan dengan wanita imigran asal negeri Muslim. Mereka sering diejek dan dilecehkan secara rasial.

Setelah 20 tahun menikah dan dikaruniai anak, Valerie dan suaminya memutuskan untuk pindah ke Mesir. Valerie berharap anak-anaknya bisa belajar bahasa Arab dan Alquran dengan tenang.

Meski harus menyesuaikan dengan budaya setempat, Valerie dan keluarga akhirnya bisa menikmati Ramadan pertama mereka di negeri Muslim.
KOMENTAR. APA KOMENTAR ANDA?
Be smart, read more!